Pujangga di Siang Bolong

    Menunggu adalah sebuah hal yang terasa murah, ketika harus melakukannya setiap hari. Walaupun memang seketika mendapatkan emas dan permata ketika notifikasi darinya sudah tertulis tebal di dalam layar. Perasaan sangat aneh, sama sekali tidak bisa dimasukkan dalam logika berpikir yang rasional. Ketika fokus utama berpusat pada suatu prioritas, namun ada sebutir pemikiran yang sangat kecil yang justru dapat mengubah 80% jalannya prioritas itu. Ketika hidup dihadapkan oleh berbagai pilihan kesuksesan, hati justru terpaku pada satu pilihan untuk genggaman seutuhnya. Seakan berbagai cara kreatif menjadi suatu hal lumrah untuk menjadi pembeda dari mereka yang juga punya harapan sama. Aku tidak ingin bersaing. Aku hanyalah laki-laki yang punya keyakinan kuat dengan usaha yang belum maksimal untuk mendapatkan salah satu kebahagiaan terpenting dalam hidup. Aku hanya ingin menjadi beda, beda agar dapat diingat. Aku tidak ingin masuk dalam lingkaran persaingan. Aku bukanlah kompetitor yang berjuang memperebutkan piala. Aku ada di sini untuk menjadi buah di antara tumpukan sayur, menjadi kelinci di antara para buaya. Bukan piala yang ingin aku dapatkan, tapi lebih jauh dari itu. sesuatu yang tidak dapat terlihat, namun memiliki ikatan. ikatan imajiner yang sangat kuat yang bahkan mampu meruntuhkan tembok Berlin! Ikatan yang hanya bisa dirasakan oleh dua orang, bukan 3 ataupun 4. Apakah aku mampu merajut ikatan itu ? Biarlah aku merajut seorang diri dulu, dengan pelan dan rapi, sampai keyakinan menyatu dengan harapan, bukan sekedar cuitan pujangga yang berkhayal di siang bolong!
-OB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sajak untuk Lanang

Sajak tentang Kamu - Ini Kisah Perjalanan Waktu tentang Aku dan Kamu