Kelakar Warga Internet

Ceriwisnya membahana hingga pelosok nada,

menyambut peristiwa yang kalah paham dengan otaknya.

Bumbu-bumbu terka yang menyisip sepatah cerita

dan tak suka setiap palang menahannya.

 

Bilang ini tolak itu, tolak ini bilang itu.

Tuntutan adalah tajuk yang dimuliakan,

meraung di balik diam yang menyakitkan.

Huruf-huruf berbaris seturut syak yang terbit-tenggelam.

 

Tak ada sempat menjamah surat kabar,

hanya larik sajak terngiang yang tertata.

Sentimentil yang tabah pada tuannya

menerka nyaring di antara gaung-gaung tak bersuara.

 

Cerucup tutur yang menjelma guruh

menikam luruh hati-hati tersakiti.

Kadang harus menangis,

tapi tak jua dipandang miris.

Kadang berdiam diri,

namun tertusuk sudut semu tiada henti.

 

Maunya apa inginnya bagaimana?

Puas tidak akan jadi niscaya.

Berlarut dalam emosi separuh dengki

melihat semesta bernyanyi dari lubuk kecil tak berpenghuni.

 

Kita bertaruh pada langit yang merdeka

dalam penghakiman menuju adil yang ‘istimewa’

Walau benar linglung pada tolak ukurnya,

menampik batu yang kekal pada kematiannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sajak untuk Lanang

Sajak tentang Kamu - Ini Kisah Perjalanan Waktu tentang Aku dan Kamu