REVIEW ARGENTINA 1-1 COLOMBIA - MESSI DKK LAYAK KE FINAL?

Semifinal kedua Copa America hari ini mempertemukan tim nasional Argentina berhadapan dengan tim nasional Colombia. Pertandingan yang dimenangkan dengan adu penalti ini, berhasil mengesahkan argentina sebagai penantang Brazil di partai final. Formasi yang diterapkan kedua tim adalah 4-3-3 Argentina melawan 4-4-2 Colombia. Messi kembali diplot sebagai penggedor di lini serang bersama Lautaro Martinez dan Nico Gonzales di kiri. Sejak awal pertandingan permainan Argentina memang tidak begitu impresif. Hal ini juga bisa terlihat di pertandingan-pertandingan sebelumnya. Pola permainan yang sudah tidak messi-sentris lagi memang patut diapresiasi, mereka mulai bekerja sebagai tim. Tapi saya sendiri melihat di sini permainan pemain-pemain lain terkesan hanya menunggu pergerakan Messi, tidak percaya diri melepaskan bola, dan terlihat ada keseganan dari pemain lain menyadari kualitas Messi sendiri yang memang jauh di atas mereka. Colombia sendiri menurut saya lebih percaya diri memainkan bola dan bertahan. Solid dan konsentrasi Yerry Mina dan Davinson Sanchez sebagai tembok emas Colombia patut diacungi jempol di pertandingan ini. Blocking-blocking tepat sasaran bahkan hingga menit terakhir memaksa Argentina akhirnya tidak bisa berbuat lebih dan dipaksa menguji keberuntungannya lewat adu penalti. Ada sedikit kontroversi yang terjadi sekitar menit 70 ketika Sanchez menarik kaos bagian belakang pemain Argentina dan wasit tidak menyatakan pelanggaran, bahkan tidak terbesit untuk melihat VAR. Menurut saya kejadian itu sangat bisa diperhitungkan untuk terjadinya penalti bagi Argentina, tapi mau dikata apa, wasit sudah memberikan keputusannya dan semua pemain menerimanya dengan baik. Tambahan waktu 4 menit tidak memberikan perbedaan bagi kedua tim, walaupun saya sendiri sering geregetan ketika Colombia mendapatkan 2-3 kesempatan counter attack yang cukup kosong di lini pertahanan Argentina, namun tidak bisa memaksimalkan peluang itu bahkan sampai ke kaki terakhir pemain di lini depan. Sangat disayangkan. Permainan Messi pun sampai menit terakhir sangat konsisten. Beberapa kali ia mengirimkan umpan-umpan langsung kepada Martinez, De Paul, ataupun Gonzales namun sayang tidak satupun berbuah gol kemenangan untuk Argentina. Pergerakan paling berbahaya di menit-menit akhir didapat lewat kombinasi Messi, Di Maria, dan De Paul di mana sontekan akhir Messi masih membentur tiang gawang. Skor 1-1 bertahan hingga adu penalti.

Babak adu penalti dimulai oleh Juan Cuadrado (Colombia) sebagai penendang pertama. Tendangan yang sangat keras ke sisi kanan gawang yang sebenarnya bisa dibaca dengan baik arahnya oleh kiper Argentina, Emi Martniez. Namun power dan akurasi bola ke pojok tidak bisa dihalau sempurna oleh Emi Martinez. 1-0 untuk Colombia. Penendang berikutnya dari Argentina adalah sang kapten, Lionel Messi. Jujur saya sendiri agak deg-degan nonton penalti ini, cemas kalau kejadian tempo hari terulang dan Messi pensiun untuk kedua kali hehe. Tapi sepertinya Messi sudah sangat jauh dari tekanan itu, dia bermain tanpa beban, dan akhirnya tendangan keras luar biasa ke pojok kiri atas gawang tidak berhasil dihalau oleh David Ospina. 1-1 kedudukan sama kuat. Penendang kedua Colombia, Davinson Sanchez memang tidak meyakinkan. Saya sendiri adalah fans Spurs yang sudah mengenali betul karakter bermain Sanchez dan agak bingung ketika dipasang menjadi penendang kedua Colombia. Alhasil, tendangan lemah mengarah ke pojok kiri bawah mampu dihalau dengan sangat baik oleh Martinez. Skor masih 1-1. Lanjut ke penendang kedua Argentina, Rodrigo De Paul. Pemain udinese ini memang secara permainan masih medioker menurut saya. Belum ada yang spesial. Dari wajahnya sebelum menendang bola saya sudah tidak yakin akan masuk. Ternyata bola hasil tendangannya pun melambung jauh menuju langit ke sepuluh. Skor masih imbang 1-1. Kadang sekelibat saya kasihan melihat raut Messi. Harapannya ingin maju ke partai final dan juara, tapi rekan-rekannya seakan tidak memiliki ambisi yang sama kuat dengannya. Lanjut ke penendang berikutnya dari Colombia. Di sini saya sudah merasa angin segar untuk Argentina karena dilihat dari tendangan penalti Colombia terkesan tidak mempersiapkan babak ini dengan baik. Tendangannya lemah dan akurasinya tidak sebaik para penendang Argentina. Alhasil, Martinez kembali mampu menepis tendangan ini dan skor tidak berubah, 1-1 untuk kedua tim. Penendang berikutnya, Leandro Paredes. Tendangan yang cukup keras ke pojok kanan tengah gawang tidak bisa dihalau dengan baik oleh Ospina. Skor berubah 2-1. Lanjut ke penendang Colombia berikutnya, Miguel Borja. Penalti yang mengarah ke tengah dan keras ini mampu mengecoh Martinez dan mengubah kedudukan sama kuat kembali, 2-2. Setelah tendangan ini Borja seperti melakukan selebrasi di depan Martinez dan terkesan membalas selebrasi aneh Martinez ketika menepis tendangan penalti sebelumnya. Penendang Argentina berikutnya adalah penyerang Inter Milan, Lautaro Martinez. Tendangan pemain ini juga sangat sangat baik ke pojok kanan atas yang hampir mustahil bisa dijangkau kiper dalam adu penalti. Skor berubah 3-2. Penalti terakhir sekaligus penentu untuk Colombia. Dan lagi-lagi tendangan itu mampu ditepis sempurna untuk ketiga kalinya oleh Martinez. Skor berubah 3-2 dan Argentina melaju ke partai final untuk berhadapan dengan Brazil. Ada sedikit kontroversi di mana ketika para pemain Argentina selebrasi, wasit seperti ingin mengulang penalti terakhir tersebut. Namun apa mau di kata, tidak terjadi sesuatu apapun dan Argentina lolos ke final. 

Dengan melihat perjuangan Argentina, keberuntungannya di adu penalti, dan dominasi sedikit di atas permainan Colombia, saya merasa memang Messi dkk layak melaju ke partai final. Kita nantikan saja, siapa yang akan merajai Copa America tahun ini, Messi dengan pasukan tangonya atau Neymar dengan pasukan sambanya. We'll see!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sajak untuk Lanang

Sajak tentang Kamu - Ini Kisah Perjalanan Waktu tentang Aku dan Kamu