Sajak untuk Lanang

 Teringat sebuah nama yang terisak di balik air mata.

Yang berlinang di sepanjang kali tanpa tepi,

menunggu pulang orang yang tersayang

sambil terhanyut dalam adukan secangkir kopi hangat.

 

Bunyi hentakan pada cangkir rindu

memanggil pulang nama yang resah di perjalanan.

Menanti-nanti suara tangisan

yang berpesan buat ayah tersayang.

 

Segera pulang dan baca koran,

kebiasaan yang tak mungkin terulang.

Bahagia selalu, Lanang –

Kami mengenangmu dalam lembar-lembar

foto yang telah usang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sajak tentang Kamu - Ini Kisah Perjalanan Waktu tentang Aku dan Kamu

Takdir Alam