Banjir

Jalan-jalan mulai berteriak

pada ‘kekal’ yang enggan beranjak.

Di sudut jalan sambil mengepalkan tangan

pada malam yang bimbang,

menimang-nimang kekuatan

hingga salah-salah dimanfaatkan.

 

Di suatu sore yang pahit tanpa jingga,

kelabu menusuk mata.

Dengan nyanyian hujan yang bersemangat

merendam kaki hingga terlelap.

Dalam lautan hitam yang lepas dan bebas,

berayun-ayun dalam kedap,

terombang-ambing renjana

yang terikat maut dan tipu muslihat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sajak tentang Kamu - Ini Kisah Perjalanan Waktu tentang Aku dan Kamu

Takdir Alam

Sajak untuk Lanang